Welcome To My Blog - Semoga Bermanfaat -

Rabu, 31 Oktober 2018

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 2)


Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional

BAB II (Bagian II)


A.    Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi secara singkat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Tekanannya dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu proses, peningkatan output per kapita dan dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot). Di sini dapat dilihat adanya aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat perekonomian sebagai sesuatu yang berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam hal ini, terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total (GDP/Gross Domestik Product) dan sisi jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total di bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak dapat tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk. Karena dengan hanya mengkaitkan kedua aspek tersebut maka perkembangan output per kapita dapat dijelaskan juga. Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan merupakan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila kenaikan output per kapita berada dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20, atau 50 tahun, bahkan lebih lama lagi). Tentu saja dapat terjadi bahwa pada suatu tahun tertentu, output per kapita merosot (misalnya, gagal panen). Tetapi, apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan yang jelas mengalami kenaikan maka dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna perspektif jangka panjang ini dapat pula dilihat dari segi lain. Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya kecenderungan kenaikan output per kapita saja tidaklah cukup untuk melihat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi, dikatakan terjadi apabila ada kecenderungan kenaikan output per kapita yang bersumber dari proses internal perekonomian tersebut. Jadi, kecenderungan tersebut, menurut persyaratan ini, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal dari dalam perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Istilahnya, proses pertumbuhan ekonomi haruslah bersifat self-generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menghasilkan kekuatan atau momentum bagi munculnya kelanjutan pertumbuhan tersebut pada periode-periode selanjutnya. Persyaratan ini mungkin terlalu ketat. Tetapi apabila dipenuhi maka kita dapat yakin bahwa kenaikan output per kapita tersebut akan merupakan proses jangka panjang. Pertumbuhan dalam masyarakat sering kali dititikberatkan pada proses peningkatan produksi dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo-Klasik.
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural ekonomi dalam masyarakat, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dalam paradigma sosial, pertumbuhan dimaksudkan sebagai pencapaian cara hidup dan pola berpikir manusia dari tingkat sederhana hingga ke tingkat yang lebih kompleks. Hal ini dapat dilihat dalam karya-karya tokoh Sosiologi Klasik seperti August Comte dalam stadium pertumbuhan masyarakat dan atau van Peursen dalam memilih strategi kebudayaan.
B.     Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional (PDB atau PNB) tanpa memandang kenaikan pendapatan nasional tersebut melebihi pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini suatu negara bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila produksi barang dan jasa terus meningkat.

A.    Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) atau PDB merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

B.     Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
Sumber : Budiono. (1992).  Teori Pertumbuhan ekonomi. Jogjakarta: PBFE.
ANGGOTA KELOMPOK :

- ANDHIKA DWI PUTRA
- ERWIN DWI MANDALA
- GEMA ADISTIRA PRAYOGA
- HERJUNO SATRIO
- ICE NUROKTAVIANI
- RIHKY PRENGKY
- SITI NURHAYATI
- SONNY KURNIAWAN
- YOGI ARITUA SIPAYUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 1)

Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional BAB I (Bagian I) A.     Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat di...