Ali Muhli, SE.,
MM. Ekonomi Internasional
BAB II (Bagian II)
A.
Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi secara singkat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita
dalam jangka panjang. Tekanannya dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu proses,
peningkatan output per kapita dan dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot).
Di sini dapat dilihat adanya aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu
melihat perekonomian sebagai sesuatu yang berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri Pertumbuhan
ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam hal ini, terdapat
dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total (GDP/Gross Domestik
Product) dan sisi jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total di
bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak dapat
tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output
total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan
ekonomi yang lengkap haruslah dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP
total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk. Karena dengan hanya
mengkaitkan kedua aspek tersebut maka perkembangan output per kapita dapat
dijelaskan juga. Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah
perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau
dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan
merupakan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila
kenaikan output per kapita berada dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20,
atau 50 tahun, bahkan lebih lama lagi). Tentu saja dapat terjadi bahwa pada
suatu tahun tertentu, output per kapita merosot (misalnya, gagal panen).
Tetapi, apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output per
kapita menunjukkan kecenderungan yang jelas mengalami kenaikan maka dapat dikatakan
telah terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna perspektif jangka panjang ini dapat
pula dilihat dari segi lain. Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya
kecenderungan kenaikan output per kapita saja tidaklah cukup untuk melihat
pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi, dikatakan terjadi apabila ada kecenderungan kenaikan output per kapita
yang bersumber dari proses internal perekonomian tersebut. Jadi, kecenderungan
tersebut, menurut persyaratan ini, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal
dari dalam perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat
sementara. Istilahnya, proses pertumbuhan ekonomi haruslah bersifat
self-generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menghasilkan
kekuatan atau momentum bagi munculnya kelanjutan pertumbuhan tersebut pada
periode-periode selanjutnya. Persyaratan ini mungkin terlalu ketat. Tetapi
apabila dipenuhi maka kita dapat yakin bahwa kenaikan output per kapita
tersebut akan merupakan proses jangka panjang. Pertumbuhan dalam masyarakat
sering kali dititikberatkan pada proses peningkatan produksi dan jasa dalam
kegiatan ekonomi. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana
hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo-Klasik.
Pembangunan
ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata
susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses
transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural
ekonomi dalam masyarakat, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun
pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dalam paradigma sosial,
pertumbuhan dimaksudkan sebagai pencapaian cara hidup dan pola berpikir manusia
dari tingkat sederhana hingga ke tingkat yang lebih kompleks. Hal ini dapat
dilihat dalam karya-karya tokoh Sosiologi Klasik seperti August Comte dalam
stadium pertumbuhan masyarakat dan atau van Peursen dalam memilih strategi
kebudayaan.
B.
Produk Domestik
Bruto dan Produk Nasional Bruto
Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional (PDB
atau PNB) tanpa memandang kenaikan pendapatan nasional tersebut melebihi
pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini suatu negara bisa dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila produksi barang dan jasa terus meningkat.
A.
Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product) atau PDB merupakan jumlah nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing
yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Salah
satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam
suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap
tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang
dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar
harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,
sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun
ke tahun.
B.
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PDB
berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung
total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu
dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya,
PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
Sumber
: Budiono. (1992). Teori Pertumbuhan ekonomi. Jogjakarta: PBFE.
ANGGOTA KELOMPOK :- ANDHIKA DWI PUTRA
- ERWIN DWI MANDALA
- GEMA ADISTIRA PRAYOGA
- HERJUNO SATRIO
- ICE NUROKTAVIANI
- RIHKY PRENGKY
- SITI NURHAYATI
- SONNY KURNIAWAN
- YOGI ARITUA SIPAYUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar