Welcome To My Blog - Semoga Bermanfaat -

Rabu, 31 Oktober 2018

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 1)


Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional

BAB I (Bagian I)

A.    Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai aktifitas perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Pada berbagai negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan Gross Domestic Product (GDP).

Perbedaan kekayaan sumber alam membedakan corak perekonomian negara-negara didunia. Karena masing-masing negara saling membutuhkan hasil produksi negara-negara lainnya, timbullah perdagangan internasional. Tujuan pokok yang menjadi penyebab terjadinya perdagangan internasional adalah keuntungan masing-masing negara dibandingkan dengan negara lain. Keuntungan ini dinamakan keuntungan absolute/mutlak suatu negara terhadap negara lain. Negara-negara subtropis mempunyai keuntungan mutlak terhadap negara-negara tropis dalam produksi gandum, pear, peach, dan lain-lain. Negara-negara tropis mempunyai keuntungan mutlak terhadap negara-negara subtropis dalam produksi karet, kopi, kelapa, mangga, atau pisang. Perdagangan iternasional pun akan saling menguntungkan. Namun dalam praktiknya, tidak smeua negara mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang, karena ada negara-negara yang mampu menghasilkan berbagai macam barang dengan harg yang lebih murah.

Aktivitas Perdagangan internasional telah terjadi dan berbeda dengan perdagangan dalam negri. Pertama, perdagangan dalam negri lebih banyak dilakukan dengan menggunakan sistem distribusi langsung, sedangkan perdagangan luar negri menggunakan sistem distribusi tidak langsung. Distribusi langsung adalah distribusi antar pedagang, penjual dan pembeli, sedangkan distribusi tidak langsung terdapat pihak perantara perdagangan biasanya, bank dan jasa pengangkutan barang seperti kapal atau pesawat terbang. Kedua, karena penjual dan pembeli berasal dari berbagai negara, maka tingkat persaingan perdagangan antar negara lebih ketat dibandingkan dengan perdagangan dalam negri. Ketiga, perdagangan dalam negri meliputi satu wilayah negara, sedangakan perdagangan antar negara menjagkau beberapa negara. Keempat, perdagangan internasional melibatkan sekurang-kurangnyadua negara, sehingga peraturan yang harus diikuti dalam perdagangan internasional lebih rumit dibandingkan dengan perdagangan dalam negri. Oleh karena itu, peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh pedagang internasional sekurang-kurangnya berlaku pada dua negara tersebut. Kelima, pada perdagangan dalam negri, antara penjual dan pembeli dapat bertatap muka secara langsung, sedangkan pada perdagangan internasonal penjual dan pembeli tidak mudah untuk bertatap muka secara langsung karena kendala jarak, bahasa, dan budaya yang berbeda. Keenam, dalam perdagangan internasional diperlukan biaya angkutan yang lebih tinggi daripada perdagangan dalam negri. Ini terjadi karena perbedaan jarak dan sistem administrasi perdagangan seperti biaya impor, biaya angkut kapal, biaya administrasi pelabuhan, dan lain sebagainya. Ketujuah, cara pembayaran pada perdagangan dalam negri menggunakan satu macam mata uang, sedangkan perdagangan luar negri menggunakan macam-macam mata uang (valuta asing). Kedelapan, dalam perdagangan dalam negri biasanya digunakan ukuran berat, panjang, dan volume yang berlaku didalam negri. Namun untuk perdagangan internasional, ukuran-ukuran tersebut harus menggunakan ukuran yang berlaku secara internasional.

B.     Hambatan Perdagangan Internasional

Seringkali, terdapat banyak hambatan dalam melakukan perdagangan Internasional. Hambatan itu ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Perdagangan Internasional dapat berjalan dengan lancar apabila negara-negara yang terlibat dalam perdagangan bisa bebas mengekspor atau mengimpor barang sesuai dengan keinginan. Adanya kepentingan politik dan kepentingan perlindungan di dalam negeri menimbulkan hambatan yang membuat perdagangan tidak bebas mengekspor dan mengimpor. Hambatan utama diantaranya adalah adanya kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yang merupakan hambatan bagi kelancaran perdagangan Internasional. Misalnya, pembatasan jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perizinan yang berbelit-belit. Hambatan utama lainnya adalah keamanan negara importir. Semakin aman keadaan negara, semakin mendorong para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional ke negara tersebut

Kurs sebagai salah satu ukuran nilai perdagangan antara negara menjadi pemicualiran perdagangan. Kurs mata uang asing yang tidak menentu (tidak stabil) membuat para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual dan beli barang. Kesulitan tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan. Akibatnya, para pedagang internasional enggan melakukan aktivitas ekspor dan impor. Hambatan-hambatan perdagangan internasional antara lain kuota impor untuk komoditi tertentu, larangan impor pada komoditi yang dijaga pemerintah, tarif impor yang tinggi, subsidi ekspor dan embargo ekonomi.

C.    Dampak Positif Pedagangan Internasional

Negara pengekspor maaupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya perdagangan internasional. Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Adanya perdagangan internasonal juga membawa dampak yang cukup luas bagi perekonomian suatu negara. Dampak tersebut antara lain :


1)  Mempererat persahabatan antar bangsa. Perdagangan antar negara membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkutan. 

2)  Menambah kemakmuran negara. Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan negara yang  kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara.

3)    Menambah kesempatan kerja. Dengan adanya perdagangan antar negara, negara pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi luar negri. Naiknya tingkat poduksi ini akan memperluas kesempatan kerja.

4) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil produknya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produk mempunyai keunggulan dalam bersaing.

5)  Sumber pemasukan kas negara. Perdagangan internasional dapat meningkatakan devisa negara. Bahkan, banyak negara mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor.

6)      Menciptakan efisiensi dan spesialisasi

7)    Meningkatkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara. Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-barang dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi didalam negri.

8)      Memperoleh devisa.

9)      Memperluas kesempatan kerja.

10)  Menstabilkan harga.

11)  Meningkatkan kualitas produk.

12)  Meningkatkan kualitas konsumsi.

13)  Mempercepat alih teknologi.

14)  Memperluas pangsa pasar.

D.    Dampak Negatif Perdagangan Internasional

Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negative bagi Negara yang melakukannya. Dampak negativnya sebagai berikut.

1)      Produk dalam negeri menurun karena kurang disukai masyarakat akibat kalah bersaing dan kalah dalam mempertahankan kualitas produk.
2) Ketergantungan terhadap Negara-negara maju yang menghasilkan barang dengan jumlah,kualitas dan teknologi yang lebih tinggi mengalahkan barang sejenis yang di produksi dalam negeri .
3)      Banyak industry kecil yang kurang mampu bersaing dengan produk import.
4) Adanya persaingan tidak sehat dalam perdagangan internasional seperti praktik dumping,praktik tarif import,dan lain sebagainya.
5)   Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi Negara yang lebih maju sehingga mengubah perilaku konsumtif pada penduduk Negara yang mengimport barang dengan teknologi tinggi. Akibat dari pola konsumtif ini, terjadi kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi .
Sumber : Ekananda , Mahyus. (2002).  Ekonomi Internasional. Jakarta: Penerbit Erlangga.
ANGGOTA KELOMPOK :

- ANDHIKA DWI PUTRA
- ERWIN DWI MANDALA
- GEMA ADISTIRA PRAYOGA
- HERJUNO SATRIO
- ICE NUROKTAVIANI
- RIHKY PRENGKY
- SITI NURHAYATI
- SONNY KURNIAWAN
- YOGI ARITUA SIPAYUNG

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 2)


Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional

BAB II (Bagian II)


A.    Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi secara singkat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Tekanannya dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu proses, peningkatan output per kapita dan dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot). Di sini dapat dilihat adanya aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat perekonomian sebagai sesuatu yang berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam hal ini, terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total (GDP/Gross Domestik Product) dan sisi jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total di bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak dapat tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk. Karena dengan hanya mengkaitkan kedua aspek tersebut maka perkembangan output per kapita dapat dijelaskan juga. Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan merupakan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila kenaikan output per kapita berada dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20, atau 50 tahun, bahkan lebih lama lagi). Tentu saja dapat terjadi bahwa pada suatu tahun tertentu, output per kapita merosot (misalnya, gagal panen). Tetapi, apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan yang jelas mengalami kenaikan maka dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna perspektif jangka panjang ini dapat pula dilihat dari segi lain. Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya kecenderungan kenaikan output per kapita saja tidaklah cukup untuk melihat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi, dikatakan terjadi apabila ada kecenderungan kenaikan output per kapita yang bersumber dari proses internal perekonomian tersebut. Jadi, kecenderungan tersebut, menurut persyaratan ini, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal dari dalam perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Istilahnya, proses pertumbuhan ekonomi haruslah bersifat self-generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menghasilkan kekuatan atau momentum bagi munculnya kelanjutan pertumbuhan tersebut pada periode-periode selanjutnya. Persyaratan ini mungkin terlalu ketat. Tetapi apabila dipenuhi maka kita dapat yakin bahwa kenaikan output per kapita tersebut akan merupakan proses jangka panjang. Pertumbuhan dalam masyarakat sering kali dititikberatkan pada proses peningkatan produksi dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo-Klasik.
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural ekonomi dalam masyarakat, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dalam paradigma sosial, pertumbuhan dimaksudkan sebagai pencapaian cara hidup dan pola berpikir manusia dari tingkat sederhana hingga ke tingkat yang lebih kompleks. Hal ini dapat dilihat dalam karya-karya tokoh Sosiologi Klasik seperti August Comte dalam stadium pertumbuhan masyarakat dan atau van Peursen dalam memilih strategi kebudayaan.
B.     Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional (PDB atau PNB) tanpa memandang kenaikan pendapatan nasional tersebut melebihi pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini suatu negara bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila produksi barang dan jasa terus meningkat.

A.    Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) atau PDB merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

B.     Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
Sumber : Budiono. (1992).  Teori Pertumbuhan ekonomi. Jogjakarta: PBFE.
ANGGOTA KELOMPOK :

- ANDHIKA DWI PUTRA
- ERWIN DWI MANDALA
- GEMA ADISTIRA PRAYOGA
- HERJUNO SATRIO
- ICE NUROKTAVIANI
- RIHKY PRENGKY
- SITI NURHAYATI
- SONNY KURNIAWAN
- YOGI ARITUA SIPAYUNG

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 3)


Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional

BAB III (Bagian III)

A.    Pengertian Valuta Asing (Valas)
Perbandingan antara valuta (nilai tukar atau kurs) menunjjukkan perbandingan relatif harga valuta terhadap valuta asing lainnya. Kurs beli dtetapkan menurut sudut pandang bank yang menunjukkan nilai tukar yang menyatakan dalam suatu satuan terhadap jumlah satuan mata uang lain yang harus di serahkan kepada bank untuk membeli tiap unit mata uang negara tertentu. Sebagai contoh, kurs beli rupiah terhadap Dollar US sebesar Rp. 12.000/US$ adalah nilai kurs yang ditetapkan oleh bank dimana nasabah bermaksud untuk menukarkan Dollar US yang dimilikinya untuk memperoleh uang dalam bentuk rupiah. Kurs jual menurut sudut pandang bank menunjukkan jumlah satuan mata uang negara lain yang akan diterima dari bank apabila membeli mata uang lain dengan mata uang domestik. Dengan contoh yang mirip, kurs jual rupiah terhadap dollar US sebesar Rp. 12.000/US$ adalah nilai kurs yang ditetapkan oleh bank dimana nasabah bermaksud untuk  menukarkan rupiah yang dimilikinya untuk memeproleh uang dalam bentuk dollar US.
Valuta asing adalah suatu mekanisme dimana orang dapat melakukan berbagai tindakan mentransfer daya beli melewati batas negara yang menggunakan satuan uang yang berbeda, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasional, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.     
Valuta asing adalah mata uang yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Sedangkan bura valuta asing (disingkat bursa valas) biasa disebut dengan kata lain seperti forex atau juga fx-merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.
B.     Mekanisme Pasar Valuta Asing
Dalam setiap transaksi internasional selalu digunakan valas. Inilah yang menyebabkan adanya permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menyediakan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi yang kompleks dan beragam secara efisien. Perantara utama dalam pasar adalah bank-bank utama yang beroperasi di seluruh dunia, terutama yang berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain di seluruh dunia. Tidak seperti di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu atau berhadapan secara langsung. Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud mengambil keuntungan dari cabangnya di Jerman ke As, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk di tukarkan dengan US$. Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan mendatangi bank lain untuk memperoleh dollar US sebagai ganti DM atau valas lain. Penjualan atau pembelian semacam ini disebur pasar antarbank.
Sumber : Ekananda , Mahyus. (2002).  Ekonomi Internasional. Jakarta: Penerbit Erlangga.
ANGGOTA KELOMPOK :

- ANDHIKA DWI PUTRA
- ERWIN DWI MANDALA
- GEMA ADISTIRA PRAYOGA
- HERJUNO SATRIO
- ICE NUROKTAVIANI
- RIHKY PRENGKY
- SITI NURHAYATI
- SONNY KURNIAWAN
- YOGI ARITUA SIPAYUNG

DOSEN ALI MUHLI,SE.,MM. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL KELOMPOK 4, BAB 11-12 (BAGIAN 1)

Ali Muhli, SE., MM. Ekonomi Internasional BAB I (Bagian I) A.     Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat di...